Constitution Reposition of the 1945 Constitution in Justice Collaborators Based on Human Rights

Joko Cahyono, Herman Suryokumoro, Nurini Aprilianda, Setiawan Noerdajasakti

Abstract


Arrangements for the implementation and granting of the status of collaborating witnesses or known as Justice Collaborator Which invites the issue of pros and cons about the benefits and consequences that can be used as legal commodities, as well as subjectivity in the provision of its determination. To answer the question that has become public unrest, a comprehensive interpretation of the law is needed both grammatically, historically and juridically in order to obtain an understanding of whether the legal politics in the LPSK Law which regulates the Justice Collaborator has been in accordance with the objectives in terms of uncovering the main actors and restoring state losses related to the economy and development. Furthermore, to examine why the determination of Justice Collaborator on corruption crimes does not immediately realize a social justice as in paragraph IV of the Preamble to the Republic of Indonesia Constitution Th. 1945. It is very possible that the existing norms are incomplete, so they must be reconstructed by accommodating the principles of expediency and justice while still having a progressive nature of law enforcement in order to create ideal norms.


Keywords


justice collaborator; 1945 constitution of the republic of indonesia; human rights

Full Text:

PDF

References


Arief, Barda Nawawi, 2002, Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana, Citra Aditya Bakti, Bandung.

, 2011, Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana Perkembangan Penyusunan Konsep KUHP Baru,Kencana Atmasasmita, Romli, 2010, Globalisasi Dan Kejahatan Bisnis, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.

Beccaria, Cesare ,2011, Perihal Kejahatan Dan Hukuman, Penerjemah Wahmuji, Genta Publishing, Yogyakarta.ELSAM, 2005, Position Paper Advokasi RUU KUHP Seri #1: Asas Legalitas Dalam Rancangan KUHP, ELSAM, Jakarta.

Hartanto, 2014, “Metodologi Penelitian Hukum,”. Cakrawala Cendekia: Bekasi.

Hiariej, Eddy O. S., 2009, Asas Legalitas Dan Penemuan Hukum Dalam Hukum Pidana, Penerbit Erlangga, Jakarta.

https://brainly.co.id/tugas/532870, Accessed on March 16, 2020

https://www.kompasiana.com/privasi_aman/586b9e45367b6123071e8ddf/pentingnya-uud-1945, Accessed on March 16, 2020

Huda, Chairul, 2006, Dari Tiada Pidana Tanpa Kesalahan Menuju Kepada Tiada Pertanggungjawaban Pidana Tanpa Kesalahan Tinjauan Kritis Terhadap Teori Pemisahan Tindak Pidana Dan Pertanggungjawaban Pidana, Penerbit Kencana Prenada Media,Jakarta.

Moeljatno, 1985, MembangunHukumPidana, Bina Aksara, Jakarta.

, 1983, Asas-Asas Hukum Pidana, Penerbit Bina Aksara,Jakarta.

, 1985, Fungsi Dan Tujuan Hukum Pidana Indonesia Dan Rencana Undang- Undang Tentang Asas-Asas Dan Dasar- DasarPokokTataHukumIndonesia,Penerbit Bina Aksara,Jakarta.

Peraturan Bersamatentang Perlindungan Bagi Pelapor, Saksi Pelapor Dan Saksi elaku Yang Bekerjasama No: M.HH-11.HM.03.02.th.2011, No : PER-045/A/JA/12/2011,

RancanganUndang-UndangKitabUndang-Undang Hukum Pidana (RUU KUHP) 2012.

Saleh, Roeslan 1983, Suatu Reorientasi Dalam Hukum Pidana, Aksara Baru, Jakarta.

Sapardjaja, Komariah Emong, 2002, Ajaran Sifat Melawan Hukum Materiel Dalam Hukum Pidana Indonesia Studi Kasus Tentang Penerapan dan Perkembangannya Dalam Yuriprudensi, Penerbit Alumni, Bandung. Soekanto, Soerjono dan Mamudji, Sri, 2010, Penelitian Hukum Normatif: Suatu Tinjauan Singkat, Raja Grafindo Persada, Jakarta.

SEMA No. 4 Tahun 2011 tentang Perlakuan Terhadap Pelapor Tindak Pidana (Whistle Blower) dan Saksi Pelaku Yang Bekerjasama (Justice Collaborator) di dalam Perkara Tindak Pidana Tertentu.

Shah, M. et al. (2020). The Development Impact of PT. Medco E & P Malaka on Economic Aspects in East Aceh Regency. Budapest International Research and Critics Institute-Journal (BIRCI-Journal). P. 276-286.

Undang – Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945

Undang – Undang Nomor 31 Tahun 2014 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 293) tentang Perubahan atas Undang – Undang Nomor 13 Tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban.

Undang – Undang Nomor 39 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 165) tentang Hak Asasi Manusia

Undang – Undang Nomor 48 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5076) tentang Kekuasaan Kehakiman.

Waluyo, Bambang, 1991, PenelitianHukumDalam Praktek, Sinar Grafika, Jakarta.




DOI: https://doi.org/10.33258/birci.v5i2.5702

Article Metrics

Abstract view : 53 times
PDF - 15 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

 

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.